Selama satu dekade
lebih Nokia mampu menguasai pasar smartphone dan seluruh jajaran ponsel dunia, dengan
Symbian sebagai armada utamanya. Julukan ponsel sejuta umat pun pernah
disandang oleh ponsel pabrikan asal Finlandia itu, karena memang dominasinya di
industri smartphone yang tak tergoyahkan. Namun setelah era touchscreen booming
dan terlebih setelah sang fenomenal Android hadir di kancah smartphone, nama besar
Nokia seakan kian runtuh digusur Samsung dengan Android Google-nya.
Namun dengan masih
menyandang pemimpin pasar dunia Smartphone kala itu, Nokia dengan tegas menolak
karena mereka tetap
bangga dengan Symbian-nya. Sejak awal kemunculan Android, nokia memang sudah
anti dengan si robot ijo. Hal itu ditegaskan Anssi Vanjoki, yang ketika itu masih
menjabat sebagai Executive Vice President & General Manager Multimedia
Nokia, seperti yang dikutip dari detikINET dari berbagai sumber, menurutnya,
Nokia tak berniat untuk ikut-ikutan vendor lain yang membuat perangkat Android.
"Kami
tidak punya rencana untuk memperkenalkan perangkat yang menggunakan Android.
Kami telah menetapkan Symbian dan MeeGo sebagai roh bagi jajaran ponsel masa depan Nokia.
"Tak
bisa dipungkiri, ini merupakan tantangan kami di masa depan. Yaitu untuk
membawa produk dan layanan yang Anda impikan, sehingga dapat menjadi inspirasi
untuk menciptakan dan mengerjakan sesuatu yang baru dalam dunia digital
ini," imbuh Vanjoki.
Bulan September
2010, Anssi Vanjoki sejatinya sudah mau lengser dari jabatannya sebagai
eksekutif Nokia. Namun, hal itu tidak menyurutkan pendapatnya bahwa Nokia tidak
perlu memakai Android. Vanjoki mengutarakan kalimat yang cukup menggelitik kala
itu, yakni “bila Nokia mengadopsi Android Google maka itu sama saja seperti anak laki-laki yang buang air kecil di
celana hanya untuk mendapatkan kehangatan di musim dingin. Alias hanya trend
sesaat saja. Nokia lebih memilih menggelontorkan dana untuk melakukan
penelitian dan pengembangan produk ketimbang harus ikut memakai dan
mengembangkan Android. lanjut Vanjoki. Vanjoki
berargumen demikian setelah melihat semakin banyaknya vendor handset telah
mengadopsi OS dari Android.
Tanggal
21 September 2010, Nokia menunjuk CEO baru Stephen Elop, bekas seorang pejabat
Microsoft yang bisa dipastikan Nokia bakal lebih memilih Windows ketimbang
Android sebagai pengganti Symbian.
Secara
khusus, Elop menyebut Nokia digerus oleh Android dan Apple iPhone. Elop
menyatakan hal tersebut pada para staff Nokia dalam catatan internal yang bocor
ke publik.
Dengan
embel-embel nama besar nokia yang masih mempunyai taji kala itu, Nokia percaya
diri mampu membuat ekosistem sendiri yang diminati. Mereka yakin mempunyai
kapasitas untuk menciptakan pesaing yang setara dengan iPhone dan Android.
Elop
mengemukakan perusahaannya sengaja menghindari Android karena sudah banyak
vendor yang memakainya. "Ada kesempatan dengan menciptakan ekosistem
ketiga. Dan ini akan menjadi modal kami untuk maju," kata Elop.
Menurutnya,
saat ini ada banyak perusahaan yang menggunakan Android untuk produk mereka.
Semuanya inovatif serta menarik dan akan sulit menjadi menonjol di antara
mereka.
"Dengan
Microsoft dan WP7, Nokia punya kesempatan untuk membuat nama dan perangkat
mereka sendiri ketimbang harus mengikut aturan Android," tambahnya.
"Jika
Anda berpikir tentang tiga ekosistem, dengan Apple yang paling dikontrol ketat
dan Android menjadi sangat terpecah pecah dan menuju ke arah yang berbeda beda,
apa yang kami lakukan di Microsoft adalah berada di tengah-tengah," kata
Stephen Elop.
Nokia
tampaknya juga masih memiliki gengsi tinggi. Seperti pernah diutarakan Vipul
Mehrotra, salah satu direktur Nokia di India.
"Soal
Android, kami memutuskan menghindarinya karena Nokia adalah pemimpin dan kami
ingin memimpin. Kami tidak bisa menjadi salah satu dari banyak perusahaan yang
membuat ponsel Android," kata Vipul.
Kini
popularitas Android semakin tak terbendung, bahkan iOS pun harus puas di nomer
duakan. Bagai itik kehilangan induknya, Nokia seakan kelabakan, sebab Symbian
OS yang dulu diagungkan Nokia, kini tak mampu menandingi Android dan iOS di
pasar smartphone. Di segmen ponsel lokal para vendor China pun ikut meramaikan dengan
feature phone-nya yang secara kualitas juga tak kalah dengan buatan nokia dan
tentunya dengan bandrol harga yang lebih terjangkau.
Pernyataan demi pernyataan telah terlontar dari “mulut” nokia, iktikat baik
google yang ingin menyunting nokia selalu ditolak mentah-mentah. Entah gengsi
atau kadung malu dengan android jika pada akhirnya harus pakai OSnya atau Nokia
memang ingin memberi warna yang berbeda untuk handsetnya dan menciptakan
strategi market sendiri. Karena bagaimanapun juga Nokia pernah menjadi pemain
utama dan mempunyai pangsa pasar yang luas. Akhirnya, demi melanjutkan nafasnya,
nokia mau tidak mau harus rela melepaskan OS Symbian kesayangannya itu, yang
mungkin dinilai sudah terlalu lelah melawan dominasi dari Android dan iOS. Dan
menciptakan ekosistemnya sendiri dengan menggandeng Microsoft sebagai partner
barunya. Seperti kutipan dari perusahaan itu yang dilansir lewat telegraph
(24/1).
“Selama transisi ke penggunaan Windows Phone
di tahun 2012, kami tetap melanjutkan untuk menjual device bersistem operasi
Symbian. Nokia 808 Purewiew, sebuah device dengan kemampuan imaging tinggi
telah diluncurkan pada pertengahan 2012 lalu adalah generasi terakhir Symbian
dari Nokia.
Nokia 808 PureView menjadi perangkat Symbian terakhir yang diproduksi Nokia. Berjalan di platform Symbian Belle, ponsel dengan kemampuan fotografi yang luar biasa, yaitu dengan mengusung teknologi kamera 41 megapiksel. Sebuah teknologi resolusi kamera yang belum pernah disematkan pada ponsel saat ini, merupakan kado perpisahan sekaligus ucapan terima kasih nokia kepada symbian yang dulu pernah membesarkan namanya. Nokia juga takkan menelantarkan pengguna symbian begitu saja, karena nokia masih akan mensupport aplikasi dan layanan berbasis symbian, seperti upgrade Anna ke Belle dan lain-lain sampai dengan 2016, karena bagaimanapun juga symbian tlah berkontribusi besar terhadap nama besar Nokia kala itu.
Nokia 808 PureView menjadi perangkat Symbian terakhir yang diproduksi Nokia. Berjalan di platform Symbian Belle, ponsel dengan kemampuan fotografi yang luar biasa, yaitu dengan mengusung teknologi kamera 41 megapiksel. Sebuah teknologi resolusi kamera yang belum pernah disematkan pada ponsel saat ini, merupakan kado perpisahan sekaligus ucapan terima kasih nokia kepada symbian yang dulu pernah membesarkan namanya. Nokia juga takkan menelantarkan pengguna symbian begitu saja, karena nokia masih akan mensupport aplikasi dan layanan berbasis symbian, seperti upgrade Anna ke Belle dan lain-lain sampai dengan 2016, karena bagaimanapun juga symbian tlah berkontribusi besar terhadap nama besar Nokia kala itu.
Sejatinya nokia
mengadopsi sistem operasi yang secara ekosistem masih lemah dan dengan
keberadaan developer yang kurang. Tidak hanya ekosistem namun secara pangsa
pasar Windows Phone masih jauh tertinggal dengan sistem operasi lain. Ini tentunya
menjadi pekerjaan rumah yang extra bagi nokia dan microsoft untuk bisa bersaing
dengan Android dan Apple yang secara ekosistem jauh lebih baik. Seperti yang dikutip
dari comScore, Inc, dalam tiga bulan terakhir di bulan februari 2012, penguasa
pasar Windows Phone di Amerika serikat mengalami penurunan ke angka 3,9%. Sedangkan
Android semakin melaju kencang dengan memperoleh 69,7% melibas rival utamanya iOS yang hanya
memperoleh 20,9% dari total penjualan smartphone di Amerika serikat. Namun statistik
itu sebelum Windows Phone meluncurkan Nokia Lumia 900 di pasar Amerika Serikat,
yang dibandrol 99,99 dollar AS, dan si Lumia itu laris manis bak kacang goreng seperti
dilaporkan oleh AT& sebuah perusahaan internasional dalam bidang
telekomunikasi yang bermarkas di San Antonio, Texas, Amerika Serikat.
Semoga saja
duet nokia dengan microsoft, di segmen windows phone lebih bergairah, dan mampu
bersaing dengan Android dan Apple, bahkan mengungguli, karena sejatinya nokia
memang pemain kawakan yang mempunyai kapasitas mumpuni di industri mobile.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar